Saat kulabuhkan sebuah
harapan pada dermaga cinta yang kian usang,
hati ini gundah
dan goyang diterpa prahara kasta.
Saat dikau tiada
aku tiada merasakan apa-apa,
hidupku biasa
saja,tapi saat dikau datang justru mebawa luka.
Kini hidupku tak
ubah simalakama,
diteruskan bertepuk
sebelah tangan yang akhirnya terbuang tiada bermakna.
Hidupku hancur...
jiwaku gundah...
masa depanku
suram...
dan satu yang
membuat aku makin benci pada diriku,
kuliahku gak
karuan.
Konsentrasi...
tapi...
my memori kesana,
saat aku
dicampakkan,
saat aku tiada berarti
disisinya,
dikucilkan dan
dibiarkan berlalu gak bermakna,
gak ubah SAMPAH
yang hanyut diantara puing2 Limbah yang telah dimanfaatkan.
Oh...Tuhan...,
masih adakah
Engkau disisi hamba-Mu yang malang ini?
Oh...Tuhan...,
kenapa mesti da
Cinta dihati ini yang membuat diri nie ancuur?
Sebuah taman yang
telah lama ku rawat,
ku jaga,
ku tanami benih
Cinta dan ku siraminya dengan keju2ran,
tiada hari tanpa
ku kunjungi dengan kerinduan.
Namun...,
tsunami kasta
telah menghancurkannya,
dermaga cintaku
jadi puing2,
aku sendirian
dibalik jerjak kebahagiaan yang dituai orang.
Ndainya Tuhan gak
ciptakan aku dari kasta rendah,
mungkin semua ini
Cuma ilusi,
sudahlah...,
Dia juga tlah
berkata “nasi tlah jadi bu2r”
wlau aku gak bisa
menyibak maknanya,
biarkan te2san air
mata nie yang jadi bukti kelak,
saat Raqib dan
Atid menampakannya.!!!!!!!!!!
0 comments:
Post a Comment