BAB
II
PEMBAHASAN
Hakikat
Manusian Dalam Pandangan Psikologi
A.
Pengertian Manusia
Dalam Pandangan Psikologi
Banyak
teori dalam komunikasi yang dilatar belakangi konsepsi-konsepsi psikologi
tentang manusia. Teori-teori persuasi sudah lama menggunakan konsepsi
psikoanalisis yang melukiskan manusia sebagai makhluk yang digerakan oleh
keinginan-keinginan terpendam (Homo Volens). Teori ”jarum hipodermik” (yang
menyatakan media masa sangat berpengaruh) dilandasi konsepsi behaviorisme yang
memandang manusia sebagai makhluk yang digerakan semaunya oleh lingkungan (Homo
Mechanicus). Teori pengolahan informasi jelas dibentuk oleh konsepsi psikologi
kognitif yang melihat manusia sebagai makhluk yang aktif mengorganisasikan dan
mengolah stimuli yang diterimanya (Homo Sapiens). Teori-teori komunikasi
intrapersonal banyak dipengaruhi konsepsi psikologi humanistik yang
mengambarkan manusia sebagai pelaku aktif dalam merumuskan strategi
transaksional dengan lingkungannya (Homo Ludens).
Manusia
adalah satu-satunya makhluk yang bisa menjadi subyek dan obyek sekaligus. Menusia berfikir dan
merenung, kemudian menjadikan dirinya
sebagai obyek fikiran dan renungan.. Manusia sangat menarik di mata manusia itu sendiri. Terkadang
manusia dipuja, tetapi di kala yang lain
ia dihujat. Scara internal manusia sering merasa bangga dan bahagia menjadi manusia, tetapi di mata orang
lain atau di waktu yang lain, ia
terkadang menyesali diri sendiri, menyesali keberadaannya sebagai manusia.
Ada
manusia yang perilakunya berada di luar batas perikemanusiaan, tetapi ada juga manusia yang begitu tinggi
tingkat kemanusiaannya sehingga ia
disebut sebagai "manusia suci". Pada umumnya manusia tertarik untuk bertanya tentang dirinya ketika
berada dalam puncak- puncak kebahagiaan, kesedihan, ketakutan, keberhasilan dan
puncak kegagalan. Ada kesepakatan
pandangan, bahwa betapapun manusia terdiri
dari jiwa dan raga, tetapi penilaian tentang kualitas manusia terfokus pada
jiwanya, terkadang disebut hatinya, karena hakikat manusia adalah jiwanya..
Dalam sejarah
keilmuan, lahirnya filsafat, antropologi, psikologi, ekonomi dan politik sesungguhnya juga
merupakan upaya mencari jawaban tentang
manusia, tetapi khusus tentang jiwa
manusia, ia dibahas
oleh filsafat,
psikologi dan agama.
Psikologi
sebagai disiplin ilmu baru lahir pada akhir abad 18 Masehi, tetapi akarnya telah menghunjam jauh ke dalam
kehidupan primitip ummat manusia. Plato
sudah mengatakan bahwa manusia adalah jiwanya, tubuhnya hanya sekedar alat saja. Aristoteles
mengatakan bahwa jiwa adalah fungsi dari
badan sebagaimana penglihatan adalah
fungsi dari mata. Hinga kini
sekurang-kurangnya ada empat mazhab psikologi, yakni (1)Psikoanalisa, (2) Behaviorisme, (3) Kognitip
dan (4) Humanisme. Empat mazhab itu
menggambarkan adanya dinamika pemahaman terhadap manusia yang sifatnya trial and error.
B.
Mengenai
manusia ada beberapa filosof yang berbeda pendapat
1.
Plato
Menurut
Plato, martabat manusia sebagai pribadi tidak terbatas pada mulainya jiwa
bersatu dengan raga, jiwa tidak berada lebih dulu sebelum manusia atau pribadi
adalah jiwa sendiri. Sedangkan badan oleh Plato yang disebut sebagai alat yang
berguna sewaktu masih hidup didunia ini, tetapi badan itu disamping berguna sekaligus
juga memberati usaha jiwa untuk mencapai kesempurnaan, yaitu kembali kepada
dunia “ide”.
Sedangkan jiwa
berada sebelum bersatu dengan badan. Persatuan jiwa dengan badan merupakan
hukuman, karena kegagalan jiwa untuk memusatkan perhatianya kepada dunia “ide”,
jadi manusia mempunyai Pra-eksistensi yaitu sudah ada sebelum dipersatukan
dengan badan dan jatuh kedunia ini.
2. Thomas Aquinas
Ia
berpendapat bahwa yang disebut manusia sebagai pribadi adalah makhluk
individual, kalau hidup, ialah makhluk yang merupakan kesatuan antara jiwa dan
badan. Sedangkan yang dimaksud pribadi adalah masing-masing manusia individual
: manusia yang konkret dan yang riil dan juga mempunyai kodrat yang rasional.
Manusia adalah suatu substansi yag komplit terdiri dari badan (material) dan
jiwa (forma).
3. Thomas
Aquinas
Ia
berpendapat bahwa yang disebut manusia sebagai pribadi adalah makhluk
individual, kalau hidup, ialah makhluk yang merupakan kesatuan antara jiwa dan
badan. Sedangkan yang dimaksud pribadi adalah masing-masing manusia individual
: manusia yang konkret dan yang riil dan juga mempunyai kodrat yang rasional.
Manusia adalah suatu substansi yag komplit terdiri dari badan (material) dan
jiwa (forma)
4. David Hcme
Berbicara
mengenai pribadi dalah idntitas diri yaitu kesamaan jati diri manusia dalam
kaitannya dengan waktu. Beliau berpegang teguh bahwa pengetahuan ilmiah hanya
dapat dicapaidengan titik tolak pengalaman indrawi yaitu penglihatan,
penciuman, perabaan, pencicipan dan pendengaran.
5. Immanuel Kant
Memahami
pribadi yaitu sesuatu yang sadar akan identitas numeric mengenai dirinya
sendiri pada waktu yang berbeda-beda beliau percaya bahwa identitas diripun
tidak dapat dipergunakan untuk menyanggah keyakinan bahwa segala sesuatu
didunia ini selalu mengalir berganti.
C.
Pengolompokak/pembagian tentang spikologis
1. Manusia
menurut Psikologi
Manusia sejak semula ada dalam suatu
kebersamaan, ia senantiasa berhubungan dengan manusia-manusia lain dalam wadah
kebersamaan, persahabatan, lingkungan kerja, rukun warga dan rukun tetangga,
dan bentuk-bentuk relasi sosial lainnya. Dan sebagai partisipan kebersamaan
sudah pasti ia mendapat pengaruh lingkungannya, tetapi sebaliknya ia pun dapat
mempengaruhi dan memberi corak kepada lingkungan sekitarnya. Manusia dilengkapi
antara lain cipta, rasa, karsa, norma, cita-cita dan nurani sebagai
karakteristik kemanusiaannya, kepadanya diturunkan pula agama agar selain ada
relasi dengan sesamanya, juga ada hubungan degan sang pencipta.
2. Manusia menurut psikologi Barat
Bertolak dari pengertian psikologi sebagai
ilmu yang menelaah perilaku manusia, para ahli psikologi umumnya berpandangan
bahwa kondisi ragawi, kualitas kejiwaan, dan situasi lingkungan merupakan
penentu-penentu utama perilaku dan corak kepribadian manusia. Determinan
tri-dimentional organo-biologi, psiko-edukasi dan sosiokultural in dapat
dikatakan dianut oleh semua ahli di dunia psikologi dan psikiatri. Dalam hal
ini untuk ruhani sama sekali tak masuk hitungan, karena dianggap termasuk
dimensi kejiwaan dan merupakan penghayatan subjektif semata-mata.
Selain itu psikologi, apapun alirannya
menunjukkan bahwa filsafat manusia yang mendasarinya bercorak anthroposentrisme
yang menempatkan manusia sebagai pusat dari segala pengalaman dan
relasi-relasinya serta penentu utama segala peristiwa yang menyangkut masalah
manusia dan kemanusiaan. Pandangan ini menyangkut derajat manusia ke tempat
teramat tinggi, ia seakan-akan prima causa yang unik. Pemilik akal budi yang
sangat hebat, serta memiliki pula kebebasan penuh untuk berbuat apa yang
dianggap baik dan sesuai baginya.
Sampai dengan penghujung abad XX ini terdapat
empat aliran besar psikologi :
- Psikoanalisis (psychoanalysis)
- Psikoanalisis (psychoanalysis)
- Psikologi perilaku (behavior psychology)
- Psikologi humanistik (humanistic
psychology)
- Psikologi transpersonal (transpersonal
psychology)
Masing-masing aliran meninjau manusia dari
sudut pandang berlainan dan dengan metodologi tertentu berhasil menentukan
berbagai dimensi dan asas tentang kehidupan manusia, kemudian membangun teori dan
filsafat mengenai manusia.
Menurut Freud, kepribadian manusia terdiri
dari 3 kategori : aspek biologis (struktur ID), psikologis (struktur ego), dan
sosiologis (struktur super ego). Dengan pembagian 3 aspek ini maka tingkatan
tertinggi kepribadian manusia adalah moralitas dan sosialitas, dan tidak
menyentuh pada aspek keagamaan, lebih lanjut Freud menyatakan bahwa tingkatan
moralitas digambarkan sebagai tingkah laku yang irasional, sebab tingkah laku
hanya mengutamakan nilai-nilai luas, bukan nilai-nilai yang berada dalam
kesadaran manusia sendiri.
Teori Freud ini banyak mendapat kecaman dari
psikolog lain, Paul Riccoeur misalnya menyatakan bahwa teori Freud telah
memperkuat pendapat orang-orang atheis, tetapi ia belum mampu menyakinkan atau
membersihkan imam orang-orang yang beragama.
Psikolog lain yang membantah teori Freud adalah Allport, menurutnya pemeluk agama yang sholeh justru mampu mengintegrasikan jiwanya dan mereka tidak pernah mengalami hambatan-hambatan hidup secara serius. Ringkasnya perlu adanya aspek agama dalam memahami kepribadian manusia
Psikolog lain yang membantah teori Freud adalah Allport, menurutnya pemeluk agama yang sholeh justru mampu mengintegrasikan jiwanya dan mereka tidak pernah mengalami hambatan-hambatan hidup secara serius. Ringkasnya perlu adanya aspek agama dalam memahami kepribadian manusia
3. Manusia menurut psikologi Islam
Sebagaimana diterangkan di atas, bahwa teori
Freud tentang kepribadian manusia mendapat kecaman, maka ditawarkanlah manusia
dalam perspektif psikologi Islam.
Penentuan struktur kepribadian tidak dapat terlepas dari pembahasan substansi manusia, sebab dengan pembahasan substansi tersebut dapat diketahui hakikat dan dinamika prosesnya. Pada umumnya para ahli membagi subtansi manusia atas jasad dan ruh, tanpa memasukkan nafs.
Penentuan struktur kepribadian tidak dapat terlepas dari pembahasan substansi manusia, sebab dengan pembahasan substansi tersebut dapat diketahui hakikat dan dinamika prosesnya. Pada umumnya para ahli membagi subtansi manusia atas jasad dan ruh, tanpa memasukkan nafs.
Masing-masing aspek yang berlawanan ini pada
prinsipnya saling membutuhkan, jasad tanpa ruh merupakan substansi yang mati,
sedang ruh tanpa jasad tidak dapat teraktualisasi, karena saling membutuhkan
maka diperlukan perantara yang dapat menampung kedua naluri yang berlawanan,
yang dalam terminologi psikologi Islam disebut dengan nafs. Pembagian substansi
tersebut seiring dengan pendapat Khair al-Din al-Zarkaly yang di rujuk dari
konsep Ikhwan al-Shafa.
1)
Substansi jasmani
Jasad adalah substansi manusia yang terdiri
atas struktur organisme fisik. Organisme fisik manusia lebih sempurna di
banding dengan organisme fisik makhluk-makhluk lain. Setiap makhluk biotik
lahiriyah memiliki unsur material yang sama, yakni terbuat dari unsur tanah,
api, udara dan air
Jisim manusia memiliki natur tersendiri.
Al-Farabi menyatakan bahwa komponen ini dari alam ciptaan, yang memiliki
bentuk, rupa, berkualitas, berkadar, bergerak dan diam serta berjasad yang
terdiri dari beberapa organ. Begitu juga al-Ghazali memberikan sifat komponen
ini dengan dapat bergerak, memiliki ras, berwatak gelap dan kasar, dan tidak
berbeda dengan benda-benda lain. Sementara Ibnu Rusyd berpendapat bahwa
komponen jasad merupakan komponen materi, sedang menurut Ibnu Maskawaih bahwa
badan sifatnya material, Ia hanya dapat menangkap yang abstrak. Jika telah
menangkap satu bentuk kemudian perhatiannya berpindah pada bentuk yang lain
maka bentuk pertama itu lenyap
2)
Substansi rohani
Ruh merupakan substansi psikis manusia yang
menjadi esensi kehidupannya. Sebagian ahli menyebut ruh sebagai badan halus
(jism latief), ada yang substansi sederhana (jaubar basiib), dan ada juga
substansi ruhani (jaubar ruhani). Ruh yang menjadi pembeda antara esensi
manusia dengan esensi makhluk lain. Ruh berbeda dengan spirit dalam terminologi
psikologi, sebab term ruh memiliki arti jaubar (subtance) sedang spirit lebih
bersifat aradh (accident).
Ruh adalah substansi yang memiliki natur
tersendiri. Menurut Ibnu Sina, ruh adalah kesempurnaan awal jisim alami manusia
yang tinggi yang memiliki kehidupan dengan daya. Sedang bagi al-Farabi, ruh
berasal dari alam perintah (amar) yang mempunyai sifat berbeda dengan jasad.
Menruut Ibnu Qoyyim al-Jauzy menyatakan
pendapatnya bahwa, roh merupakan jisim nurani yang tinggi, hidup bergerak menembusi
anggota-anggota tubuh dan menjalar di dalam diri manusia. Menurut Imam
al-Ghazaly berpendapat bahwa roh itu mempunyai dua pengertian : roh jasmaniah
dan roh rihaniah. Roh jasmaniah ialah zat halus yang berpusat diruangan hati
(jantung) serta menjalar pada semua urat nadi (pembuluh darah) tersebut ke
seluruh tubuh, karenanya manusia bisa bergerak (hidup) dan dapat merasakan
berbagai perasaan serta bisa berpikir, atau mempunyai kegiatan-kegiatan hidup
kejiwaan. Sedangkan roh rohaniah adalah bagian dari yang ghaib. Dengan roh ini
manusia dapat mengenal dirinya sendiri, dan mengenal Tuhannya serta menyadari
keberadaan orang lain (kepribadiam, ber-ketuhanan dan berperikemanusiaan),
serta bertanggung jawab atas segala tingkah lakunya
Dalam
literatur psikologi pada umumnya para ahli ilmu ini berpendapat bahwa penentu
perilaku utama manusia dan corak kepribadian adalah keadaan jasmani, kualitas
kejiwaan, dan situasi lingkungan. Determinan tri dimensional ini (organo
biologi, psikoedukasi, dan sosiokultural) merupakan determinan yang banyak
dianut oleh ahli psikologi dan psikiatri. Dalam hal ini unsur ruhani sama
sekali tidak masuk hitungan karena dianggap termasuk penghayatan subjektif
semata-mata.
Selain
itu psikologi apapun alirannya menunjukkan bahwa filsafat yang mendasarinya
bercorak antroposentrisme yang menempatkan manusia sebagai pusat segala
pengalaman dan relasi-relasinya serta penentu utama segala peristiwa yang
menyangkut masalah manusia. Pandangan ini mengangkat derajat manusia teramat
tinggi ia seakan-akan memiliki kausa prima yang unik, pemilik akal budi yang
sangat hebat, serta memiliki kebebasan penuh untuk berbuat apa yang dianggap
baik dan sesuai baginya.
Sampai
dengan penghujung abad ini terdapat empat aliran besar psikologi, yakni :
Psikoanalisis, psikologi Perilaku, Psikologi Humasnistik, Psikologi
Transpersonal. Masing-masing aliran meninjau manusia dari sudut pandang yang
berlainan, dan dengan metodologi tertentu berhasil menentukan berbagai dimensi
dan asas tentang kehidupan manusia, kemudian membangun teori dan filsafat
mengenai manusia.
Dalam
literatur psikologi pada umumnya para ahli ilmu ini berpendapat bahwa penentu
perilaku utama manusia dan corak kepribadian adalah keadaan jasmani, kualitas
kejiwaan, dan situasi lingkungan. Determinan tri dimensional ini (organo
biologi, psikoedukasi, dan sosiokultural) merupakan determinan yang banyak
dianut oleh ahli psikologi dan psikiatri. Dalam hal ini unsur ruhani sama
sekali tidak masuk hitungan karena dianggap termasuk penghayatan subjektif semata-mata.
Selain
itu psikologi apapun alirannya menunjukkan bahwa filsafat yang mendasarinya
bercorak antroposentrisme yang menempatkan manusia sebagai pusat segala
pengalaman dan relasi-relasinya serta penentu utama segala peristiwa yang
menyangkut masalah manusia. Pandangan ini mengangkat derajat manusia teramat
tinggi ia seakan-akan memiliki kausa prima yang unik, pemilik akal budi yang
sangat hebat, serta memiliki kebebasan penuh untuk berbuat apa yang dianggap
baik dan sesuai baginya.
Sampai
dengan penghujung abad ini terdapat empat aliran besar psikologi, yakni :
Psikoanalisis, psikologi Perilaku, Psikologi Humasnistik, Psikologi
Transpersonal. Masing-masing aliran meninjau manusia dari sudut pandang yang
berlainan, dan dengan metodologi tertentu berhasil menentukan berbagai dimensi
dan asas tentang kehidupan manusia, kemudian membangun teori dan filsafat
mengenai manusia.
4. Psikoanalisis
Pendiri
psikoanalisis adalah Sigmund Freud (1856-1839), seorang neurolog berasal dari
Austria, keturunan Yahudi. Teori yang dikembangkan pengalaman menangani pasien,
freud menenmukan ragam dimensi dan prinsip-prinsip mengenai manusia yang
kemudian menyusun teori psikologi yang sangat mendasar, majemuk, dan luas
implikasinya dilingkungan ilmu sosial, humaniora, filsafat, dan agama.
Menurut
freud kepribadian manusia terdiri dari 3 sistem yaitu id (dorongan biologis),
Ego (kesadaran terhadap realitas kehidupan), dan Superego (kesadaran normatif)
yang berinteraksi satu sama lain. Id merupakan potensi yang terbawa sejak lahir
yang berorientasi pada kenikmatan (pleasure principle), menghindari hal-hal
yang tidak menyenangkan, dan menuntut kenikmatan untuk segera dipenuhi. Ego
berusaha memenuhi keinginan dari id berdasarkan kenyataan yang ada (Reality
principle). Sedangkan superego menuntut adanya kesempurnaan dalam diri dan
tuntutan yang bersifat idealitas.
Dalam diri manusia ada 3 tingkatan
kesadaran yaitu alam sadar, alam tidak sadar, dan alam prasadar. Alam kesadaran
manusia digambarkan freud sebagai sebuah gunung es dimana puncaknya yang kecil
muncul kepermukaan dianggap sebagai alam sadar manusia sedangkan yang tidak
muncul ke permukaan merupakan alam ketidaksadaran yang luas dan sangat
berpengaruh dalam kehidupan manusia. Dan diantara alam sadar dan alam
ketidaksadaran terdapat alam prasadar. Dengan metode asosisi bebas, hipnotis,
analisis mimpi, salah ucap, dan tes proyeksi hal-hal yang terdapat dalam alam
prasadar dapat muncul ke alam sadar.
A. Psikologi Perilaku (behavior)
Aliran ini berpendapat bahwa perilaku
manusia sangat ditentukan oleh kondisi lingkungan luar dan rekayasa atau
kondisioning terhadap manusia tersebut. Aliran ini mengangap bahwa manusia
adalah netral, baik atau buruk dari perilakunya ditentukan oleh situasi dan
perlakuan yang dialami oleh manusia tersebut. Pendapat ini merupakan hasil dari
eksperimen yang dilakukan oleh sejumlah penelitian tentang perilaku binatang
yang sebelumnya dikondisikan.
Aliran perilaku ini memberikan kontribusi penting dengan ditemukannya asas-asas perubahan perilaku yang banyak digunakan dalam bidang pendidikan, psikoterapi terutama dalam metode modifikasi perilaku. Asas-asas dalam teori perilaku terangkum dalam hukum penguatan atau law of enforcement, yakni :
Aliran perilaku ini memberikan kontribusi penting dengan ditemukannya asas-asas perubahan perilaku yang banyak digunakan dalam bidang pendidikan, psikoterapi terutama dalam metode modifikasi perilaku. Asas-asas dalam teori perilaku terangkum dalam hukum penguatan atau law of enforcement, yakni :
a. Classical Condtioning
Suatu rangsang akan menimbulkan pola reaksi
tertentu apabila rangsang tersebut sering diberikan bersamaan dengan rangsang
lain yang secara alamiah menimbulkan pola reaksi tersebut. Misalnya bel yang
selalu dibunyikan mendahului pemberian makan seekor anjing lama kelamaan akan
menimbulkan air liur pada anjing itu sekalipun tidak diberikan makanan. Hal ini terjadi karena adanya asosiasi
antara kedua rangsang tersebut.
b. Law of Effect
Perilaku yang menimulkan akibat-akibat
yang memuaskan akan cenderung diulang, sebaliknya bila akibat-akiat yang
menyakitkan akan cenderung dihentikan.
c. Operant Conditioning
Suatu pola perilaku akan menjadi mantap
apabila dengan perilaku tersebut berhasil diperoleh hal-hal yang dinginkan oleh
pelaku (penguat positif), atau mengakibatkan hilangnya hal-hal yang diinginkan
(penguat negatif). Di lain pihak suatu pola perilaku tertentu akan menghilang
apabila perilaku tersebut mengakibatkan hal-hal yang tak menyenangkan
(hukuman), atau mangakibatkan hilangnya hal-hal yang menyenangkan si pelaku
(penghapusan).
d. Modelling
Munculnya perubahan perilaku terjadi
karena proses dan penaladanan terhadap perilaku orang lain yang disenangi
(model)
Keempat asas perubahan perilaku tersebut
berkaitan dengan proses belajar yaitu berubahnya perilaku tertentu menjadi
perilaku baru
B. Psikologi Humanistik
Berlainan dengan psikoanalisis yang
memandang buruk manusia dan behavior yang memandang manusia netral, psikologi
humanistik berasumsi bahwa pada dasarnya manusia memiliki potensi-potensi yang
baik, minimal lebih banyak baiknya dari pada buruknya. Aliran ini memfokuskan
telaah kualitas-kualitas insani. Yakni kemampuan khusus manusia yang ada pada
manusia, seperti kemampuan abstraksi, aktualisasi diri, makna hidup,
pengembangan diri, dan rasa estetika. Kualitas ini khas dan tidak dimiliki oleh
makhluk lain. Aliran ini juga memandang manusia sebagai makhluk yang memiliki
otoritas atas kehidupannya sendiri. Asusmsi ini meunjukkan bahwa manusia
makhluk yang sadar dan mandiri, pelaku yang aktif yang dapat menentukan hampir
segalanya.
Salah satu kelompok aliran ini adalah logoterapi yang dikembangkan oleh Viktor Frankl. Logoterapi mengatakan bahwa manusia terdiri dari 2 komponen dasar yaitu dimensi raga (somatis), dan dimensi kejiwaan (psikis) atau dimensi neotic atau sering disebut dengan dimensi keruhanian (spiritual). Menurut Frankl bahwa arti keruhanian ini tidak mengacu pada agama tetapi dimensi ini dianggap inti kemanusiaan dan merupakan sumber dari makna hidup, serta potensi dari berbagai kemampuan dan sifat luhur manusia yang luar biasa yang selama ini terabaikan oleh telaah psikologi sebelumnya. Logoterapi mengajarkan bahwa manusia harus dipandang sebagai satu kesatuan dari raga-jiwa-ruhani.
Manusia memiliki hasrat untuk mencari makna hidup, bila seseorang berhasil menemukan makna hidupnya maka hidupnya akan bahagia demikian sebaliknya bila tidak menemukannya maka hidupnya akan hampa. Dan menurut frankl kehilangan makna hidup ini banyak diaami oleh orang-orang yang hidup dalam dunia modern saat ini.
Salah satu kelompok aliran ini adalah logoterapi yang dikembangkan oleh Viktor Frankl. Logoterapi mengatakan bahwa manusia terdiri dari 2 komponen dasar yaitu dimensi raga (somatis), dan dimensi kejiwaan (psikis) atau dimensi neotic atau sering disebut dengan dimensi keruhanian (spiritual). Menurut Frankl bahwa arti keruhanian ini tidak mengacu pada agama tetapi dimensi ini dianggap inti kemanusiaan dan merupakan sumber dari makna hidup, serta potensi dari berbagai kemampuan dan sifat luhur manusia yang luar biasa yang selama ini terabaikan oleh telaah psikologi sebelumnya. Logoterapi mengajarkan bahwa manusia harus dipandang sebagai satu kesatuan dari raga-jiwa-ruhani.
Manusia memiliki hasrat untuk mencari makna hidup, bila seseorang berhasil menemukan makna hidupnya maka hidupnya akan bahagia demikian sebaliknya bila tidak menemukannya maka hidupnya akan hampa. Dan menurut frankl kehilangan makna hidup ini banyak diaami oleh orang-orang yang hidup dalam dunia modern saat ini.
C. Psikologi Transpersonal
Aliran ini dikembangkan oleh tokoh dari
psikologi hmanistik antara lain : Abraham Maslow, Antony Sutich, dan Charles
Tart. Sehingga boleh dikatakan bahwa aliran ini merupakan perkembangan dari
aliran humanistik. Sebuah definisi yang dikemukakan oleh Shapiro yang merupakan
gaubungan dari berbagai pendapat tentang psikologi transpersonal : psikologi
transpersonal mengkaji tentang potensi tertinggi yang dimiliki manusia, dan
melakukan penggalian, pemahaman, perwujudan dari kesatuan, spiritualitas, serta
kesadaran transendensi.
Rumusan di atas menunjukkan dua unsur penting yang menjadi telaah psikologi transpersonal yaitu potensi-potensi yang luhur (potensi tertinggi) dan fenomena kesadaran manusia. The altered states of consciousness adalah pengalaman seorang melewati kesadaran biasa misalnya pengalaman memasuki dimensi kebatinan, keatuan mistik, komunikasi batiniah, pengalaman meditasi. Demikian pula dengan potensi luhur manusia menghasilkan telaah seperti extra sensory perception,transendensi diri, ectasy , dimensi di atas keadaran, pengalalman puncak, daya batin dll.
Rumusan di atas menunjukkan dua unsur penting yang menjadi telaah psikologi transpersonal yaitu potensi-potensi yang luhur (potensi tertinggi) dan fenomena kesadaran manusia. The altered states of consciousness adalah pengalaman seorang melewati kesadaran biasa misalnya pengalaman memasuki dimensi kebatinan, keatuan mistik, komunikasi batiniah, pengalaman meditasi. Demikian pula dengan potensi luhur manusia menghasilkan telaah seperti extra sensory perception,transendensi diri, ectasy , dimensi di atas keadaran, pengalalman puncak, daya batin dll.
Psikologi transpersonal seperti halnya
psikologi humanistik menaruh perhatian pada dimensi spiritual msnusia yang
ternyata mengandung potensi dan kemampuan luar biasa yang sejauh ini terabaikan
dari telaah psikologi kontemporer. Perbedaannya dengan psikologi humanistik
adalah bila psikologi humanistik menggali potensi manusia untuk peningkatan
hubungan antar manusia, sedangkan transpersonal lebih tertarik untuk meneliti
pengalaman subjektif-ransendental, serta pengalaman luar biasa dari potensi
spiritual ini.
Kajian transpersonal ini menunjukkan bahwa
aliran ini mencoba mengkaji secara ilmiah terhadap dimensi yang selama ini
dianggap sebagai bidang mistis, kebatinan, yang dialami oleh kaum agamawan
(kyai, pastur, bikhu) atau orang yang mengolah dunia batinnya. Hasil dari
beberapa penelitian tranpersonal menunjukkan bahwa bidang kebatinan bisa
menjadi bidang ilmu dan dapat dikaji secara ilmiah sehingga hal tersebut
penting untuk di kaji lebih dalam dan tidak dianggap sebagai suatu bid’ah,
khurafat, ataupun syirik yang akhirnya membelenggu ilmuwan psikologi untuk
mempelajari potensi yang tertinggi ini.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam
literatur psikologi pada umumnya para ahli ilmu ini berpendapat bahwa penentu
perilaku utama manusia dan corak kepribadian adalah keadaan jasmani, kualitas
kejiwaan, dan situasi lingkungan. Determinan tri dimensional ini (organo
biologi, psikoedukasi, dan sosiokultural) merupakan determinan yang banyak
dianut oleh ahli psikologi dan psikiatri. Dalam hal ini unsur ruhani sama
sekali tidak masuk hitungan karena dianggap termasuk penghayatan subjektif
semata-mata.
Selain
itu psikologi apapun alirannya menunjukkan bahwa filsafat yang mendasarinya
bercorak antroposentrisme yang menempatkan manusia sebagai pusat segala
pengalaman dan relasi-relasinya serta penentu utama segala peristiwa yang
menyangkut masalah manusia. Pandangan ini mengangkat derajat manusia teramat
tinggi ia seakan-akan memiliki kausa prima yang unik, pemilik akal budi yang
sangat hebat, serta memiliki kebebasan penuh untuk berbuat apa yang dianggap
baik dan sesuai baginya.
Sampai
dengan penghujung abad ini terdapat empat aliran besar psikologi, yakni :
Psikoanalisis, psikologi Perilaku, Psikologi Humasnistik, Psikologi
Transpersonal. Masing-masing aliran meninjau manusia dari sudut pandang yang
berlainan, dan dengan metodologi tertentu berhasil menentukan berbagai dimensi
dan asas tentang kehidupan manusia, kemudian membangun teori dan filsafat
mengenai manusia.
Kepustakaan
http://cybercounselingstain.bigforumpro.com/psikologi-umum-f7/aliran-dalam-psikologi-dan-pandangan-tentang-karakter-manusia-t218.htm?highlight=psikologi+agama
Al-Qur’an
dan Terjemahnya, Depag RI Dr. Rifaat Syauqi
Nawawi, MA., dkk., Metodologi Psikologi Islam, Pustaka Pelajar, Yogyakarta,
2000.
Bustanuddin Agus, al-Islam, PT. Raja Grafindo persada, Jakarta, 1993.
Hanna Djumhana Bastaman, Integrasi Psikologi dengan Islam, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1995.
Abdul Mujib, M.Ag, dan Yusuf Muzakir, M.Si., Nuansa-Nuansa Psikologi Islam, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2001.
Jamaluddin Kafie, Psikologi Dakwah, Offset Indah, Surabaya, 1993.avert.org/condom.htm
Bustanuddin Agus, al-Islam, PT. Raja Grafindo persada, Jakarta, 1993.
Hanna Djumhana Bastaman, Integrasi Psikologi dengan Islam, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1995.
Abdul Mujib, M.Ag, dan Yusuf Muzakir, M.Si., Nuansa-Nuansa Psikologi Islam, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2001.
Jamaluddin Kafie, Psikologi Dakwah, Offset Indah, Surabaya, 1993.avert.org/condom.htm
0 comments:
Post a Comment