BAB
II
PEMBAHASAN
Evolusi
Primaata dan Manusia
A.
Pengertian Evolusi
Evolusi
manusia, atau Anthropogenesis, merupakan bagian dari evolusi biologi
yang mengenai munculnya homo
sapiens. Ini merupakan subyek yang luas penyelidikan ilmiah yang
berusaha memahami dan menjelaskan bagaimana perubahan ini terjadi. Studi dari
evolusi manusia meliputi berbagai ilmu pengetahuan, terutama fisik antropologi,
linguistik
dan genetika.
Beberapa typological spesies Homo telah berkembang. Termasuk Homo
erectus yang menghuni Asia dan Homo neanderthalensis yang menghuni
Eropa.
Evolusi adalah
suatu proses alami di mana setiap kehidupan terus berubah dari generasi ke
generasi. Setiap individu organisme mewarisi karakternya masing-masing dari
orang tua mereka melalui sifat gen yang diturunkan. Perubahan (mutasi) gen pada
suatu individu dapat menimbulkan karakter baru pada keturunan berikutnya.
Bila karakter
baru itu membuat si individu lebih cocok dengan lingkungannya, maka mereka akan
lebih sukses dalam bertahan hidup dan memproduksi keturunan.Sebaliknya, bila
karakter tersebut membuat si individu baru kurang bertahan, karakter tersebut
lambat laun akan hilang dari populasi organisme tersebut. Proses ini disebut sebagai
seleksi alam.
Seleksi alam
menyebabkan karakter-karakter yang positif semakin banyak muncul dalam
populasi. Dan setelah melewati banyak sekali generasi, suatu populasi dapat
memiliki banyak karakter baru yang berbeda dari karakter nenek moyangnya sehingga
muncullah spesies baru.
Lalu,
bila dilihat dari judul tulisan ini, akankah suatu saat manusia berubah (dengan
cepat) menjadi spesies lain lagi?
Mungkin…
Sebuah studi
genetika baru-baru ini menunjukkan bahwa berbagai ras manusia menjadi semakin
berbeda satu dengan lainnya akibat proses evolusi yang semakin cepat.
Dalam 5000
tahun terakhir, perubahan gen manusia terjadi 100 kali lebih tinggi dibanding
masa-masa sebelumnya. Hal ini bertolak belakang dengan kepercayaan lama yang
menyebutkan bahwa evolusi manusia telah berhenti pada saat ini.
Para ahli dari
University of Utah, Salt Lake City, US, menyebutkan bahwa gen manusia
berevolusi dengan cepat di benua Eropa, Asia dan Afrika. Namun perubahan
tersebut berbeda-beda sesuai dengan benua asalnya. Akibatnya, manusia secara
genetik menjadi semakin berbeda satu dengan lainnya. Contoh karakter yang
semakin muncul adalah mata biru dan kulit putih di Eropa Utara serta ketahanan
terhadap malaria di Afrika.
Menurut mereka,
hal itu terjadi karena turunnya tingkat kawin mawin antar benua dibanding pada
masa nenek moyang manusia modern meninggalkan Afrika untuk menyebar ke seluruh
dunia. Walau demikian, kecepatan evolusi manusia tidak berkurang sejak masa
itu. Para ahli juga menduga kalau evolusi tersebut akan terus berlanjut.
Lima ribu tahun
merupakan waktu yang sangat singkat bila menyangkut sebuah proses evolusi.
Namun dalam evolusi manusia ini, hanya dalam 100 sampai 200 generasi, gen yang
menguntungkan dan terseleksi telah dimiliki oleh 30%-40% populasi manusia.
Salah satu
faktor yang menyebabkan evolusi cepat ini adalah perubahan lingkungan. Pola dan
bahan makanan kita berubah dengan cepat, demikian juga dengan timbulnya
berbagai penyakit. Ini semua memaksa spesies manusia untuk ’berubah’, agar
dapat terus bertahan hidup walau apa pun yang terjadi.
Manusia
adalah satu-satunya makhluk yang bisa menjadi subyek dan obyek sekaligus. Menusia berfikir dan
merenung, kemudian menjadikan dirinya
sebagai obyek fikiran dan renungan.. Manusia sangat menarik di mata manusia itu sendiri. Terkadang
manusia dipuja, tetapi di kala yang lain
ia dihujat. Scara internal manusia sering merasa bangga dan bahagia menjadi manusia, tetapi di mata orang
lain atau di waktu yang lain, ia
terkadang menyesali diri sendiri, menyesali keberadaannya sebagai manusia.
Ada
manusia yang perilakunya berada di luar batas perikemanusiaan, tetapi ada juga manusia yang begitu tinggi
tingkat kemanusiaannya sehingga ia
disebut sebagai "manusia suci". Pada umumnya manusia tertarik untuk bertanya tentang dirinya
ketika berada dalam puncak- puncak kebahagiaan, kesedihan, ketakutan,
keberhasilan dan puncak kegagalan. Ada
kesepakatan pandangan, bahwa betapapun manusia terdiri dari jiwa dan raga, tetapi penilaian tentang
kualitas manusia terfokus pada jiwanya, terkadang disebut hatinya, karena
hakikat manusia adalah jiwanya..
Dalam
sejarah keilmuan, lahirnya filsafat, antropologi, psikologi, ekonomi dan politik sesungguhnya juga
merupakan upaya mencari jawaban tentang
manusia, tetapi khusus tentang jiwa
manusia, ia dibahas
oleh filsafat,
psikologi dan agama.
B. Ilmuwan Ungkap Rahasia Pendorong Evolusi
Manusia
Fluktuasi iklim mendorong lompatan
besar pada evolusi manusia sejak munculnya moyang awal hingga munculnya alat
batu.
Ilmuwan University of Liverpool
merekonstruksi kecenderungan respon moyang manusia pada iklim lima juta tahun
silam.
Ilmuwan juga mengaku menemukan
kunci kejadian evolusioner bertepatan periode variabilitas tinggi rekaman suhu.
Mengikuti tingginya variabilitas iklim pada 2,7 juta tahun silam, sejumlah
spesies muncul dalam rekaman fosil.
“Alat batu pertama yang muncul
2,6 juta tahun silam menunjukkan kemunculan alat itu guna merespon kondisi
perubahan iklim yang cepat,” ungkap peneliti Matt Grove dari Liverpool.
Hasil studi memastikan, radiasi
adaptif manusia bertepatan dengan penambahan periode fluktuasi iklim,
lanjutnya. Meski begitu, kebanyakan spesies ini akhirnya menghilang.
“1,5 juta tahun silam hanya ada
moyang manusia, Homo Erectus. Kunci bertahan hidup mereka nampaknya berasal
dari fleksibilitas perilakunya,” ujar Grove.
Homo Erectus nampaknya merupakan
generalis yang mampu menghadapi banyak kemungkinan iklim dan lingkungan,
1. Asal Mula
Hewan terdekat
dengan manusia yang masih bertahan hidup adalah simpanse; kedua
terdekat adalah gorila
dan ketiga adalah orang utan. Sangat penting untuk diingat, namun, bahwa
manusia hanya mempunyai persamaan populasi nenek moyang dengan hewan ini dan
tidak diturunkan langsung dari mereka. Ahli biologi telah membandingkan
serantaian pasangan dasar DNA
antara manusia dan simpanse, dan memperkirakan perbedaan genetik keseleruhan
kurang dari 5% [2].
Telah diperkirakan bahwa garis silsilah manusia bercabang dari simpanse sekitar
5 juta tahun lalu, dan dari gorila sekitar 8 juta tahun lalu. Namun, laporan
berita terbaru dari tengkorak hominid berumur kira-kira 7 juta tahun sudah
menunjukkan percabangan dari garis silsilah kera, membuat gagasan kuat adanya
percabangan awal silsilah tersebut.
Berikut beberapa gejala penting
dalam evolusi manusia:
- perluasan rongga otak dan otak itu sendiri, yang umumnya sekitar 1,400 cm³ dalam ukuran volumnya, dua kali lipat perluasan otak simpanse dan gorila. Beberapa ahli antropologi, namun, mengatakan bahwa alih-alih perluasan otak, penyusunan ulang struktur otak lebih berpengaruh pada bertambahnya kecerdasan.
- pengurangan gigi taring.
- penggerak bipedal (dua kaki)
- perbaikan laring / pangkal tenggorokan (yang memungkinkan penghasilan bunyi kompleks atau dikenal sebagai bahasa vokal).
Bagaimana
gejala-gejala ini berhubungan, dengan cara apa mereka telah menyesuaikan diri,
dan apa peran mereka dalam evolusi organisasi sosial dan kebudayaan kompleks,
merupakan hal-hal penting dalam perdebatan yang berlangsung di antara para ahli
antropologi ragawi saat ini.
Selama tahun 1990an, variasi dalam DNA mitochondria manusia
diakui sebagai sumber berharga untuk membangun ulang silsilah
manusia dan untuk melacak perpindahan manusia awal. Berdasarkan
perhitungan-perhitungan ini, nenek moyang terakhir yang serupa manusia modern
diperkirakan hidup sekitar 150 milenium lalu, dan telah berkembang di luar Africa kurang
dari 100.000 tahun lalu. Australia dijelajahi relatif awal, sekitar 70.000
tahun lalu, Eropa +/- 40.000 tahun lalu, dan Amerika pertama didiami secara
kasarnya 30.000 tahun lalu, serta kolonisasi kedua di sepanjang Pasifik +/-
15.000 tahun lalu (lihat Perpindahan manusia).
2. Kerohanian dan Agama
Bagi kebanyakan
manusia, kerohanian dan agama memainkan peran utama dalam kehidupan mereka.
Sering dalam konteks ini, manusia tersebut dianggap sebagai "orang
manusia" terdiri dari sebuah tubuh, pikiran, dan juga sebuah roh atau jiwa yang kadang
memiliki arti lebih daripada tubuh itu sendiri dan bahkan kematian.
Seperti juga sering dikatakan bahwa jiwa (bukan otak ragawi) adalah letak
sebenarnya dari kesadaran (meski tak ada perdebatan bahwa otak memiliki
pengaruh penting terhadap kesadaran). Keberadaan jiwa manusia tak dibuktikan
ataupun ditegaskan; konsep tersebut disetujui oleh sebagian orang dan ditolak
oleh lainnya. Juga, yang menjadi perdebatan di antara organisasi agama adalah
mengenai benar/tidaknya hewan memiliki jiwa; beberapa percaya
mereka memilikinya, sementara lainnya percaya bahwa jiwa semata-mata hanya
milik manusia, serta ada juga yang percaya akan jiwa kelompok yang diadakan
oleh komunitas hewani dan bukanlah individu. Bagian ini akan merincikan
bagaimana manusia diartikan dalam istilah kerohanian, serta beberapa cara
bagaimana definisi ini dicerminkan melalui ritual dan agama.
3. Animisme
Animisme adalah
kepercayaan bahwa obyek dan gagasan termasuk hewan, perkakas, dan fenomena alam
mempunyai atau merupakan ekspresi roh hidup. Dalam beberapa pandangan dunia animisme yang ditemukan
di kebudayaan pemburu dan pengumpul, manusia sering dianggap (secara kasarnya)
sama dengan hewan, tumbuhan, dan kekuatan alam. Sehingga, secara moral
merupakan kewajiban untuk memperlakukan benda-benda tersebut secara hormat.
Dalam pandangan dunia ini, manusia dianggap sebagai penghuni, atau bagian, dari
alam, bukan sebagai yang lebih unggul atau yang terpisah darinya. Dalam
kemasyarakatan ini, ritual / upacara agama dianggap penting untuk kelangsungan
hidup, karena dapat memenangkan kemurahan hati roh-roh sumber makanan tertentu,
roh tempat bermukim, dan kesuburan serta menangkis roh berhati dengki. Dalam
ajaran animisme yang berkembang, seperti Shinto, ada sebuah
makna yang lebih mendalam bahwa manusia adalah sebuah tokoh istimewa yang
memisahkan mereka dari segenap benda dan hewan, sementara masih pula menyisakan
pentingnya ritual untuk menjamin keberuntungan, panen yang memuaskan, dan
sebagainya.
Kebanyakan sistem kepercayaan
animisme memegang erat konsep roh abadi setelah kematian fisik. Dalam beberapa
sistem, roh tersebut dipercaya telah beralih ke suatu dunia yang penuh dengan
kesenangan, dengan panen yang terus-menerus berkelimpahan atau bahkan permainan
yang berlebih-lebih. Sementara di sistem lain (misal: agama Nawajo), roh
tinggal di bumi sebagai hantu, seringkali yang berwatak buruk. Kemudian tersisa sistem
lain yang menyatukan kedua unsur ini, mempercaya bahwa roh tersebut harus
berjalan ke suatu dunia roh tanpa tersesat dan menggeluyur sebagai hantu.
Upacara pemakaman,
berkabung dan penyembahan nenek
moyang diselenggarakan oleh sanak yang masih hidup, keturunannya, sering
dianggap perlu untuk keberhasilan penyelesaian perjalanan tersebut.
C. Evolusi Primata
Saya
rangkum disini garis evolusi yang bermuara pada manusia. Harap dicatat bahwa
ada banyak cabang-cabang besar yang sukses lainnya (terutama lemur, monyet
Dunia Baru, dan monyet Dunia Lama) yang akan saya singgung sedikit. Juga lihat
fossil hominid FAQ oleh Jim Foley untuk informasi lebih lengkap tentang fosil
hominid.
GAP: “Pengelompokan modern dapat ditelusuri tanpa keraguan hingga masa awal Eocene” menurut Carroll (1988). Tapi sebelum itu, awal mula dari primata purba agak samar-samar. Ada sekelompok binatang-mirip-primata zaman Paleocene yang dinamakan “plesiadapids” yang mungkin merupakan nenek moyang primata, atau “sepupu” primata. (lihat Beard, in Szalay et al., 1993.)
GAP: “Pengelompokan modern dapat ditelusuri tanpa keraguan hingga masa awal Eocene” menurut Carroll (1988). Tapi sebelum itu, awal mula dari primata purba agak samar-samar. Ada sekelompok binatang-mirip-primata zaman Paleocene yang dinamakan “plesiadapids” yang mungkin merupakan nenek moyang primata, atau “sepupu” primata. (lihat Beard, in Szalay et al., 1993.)
- Palaechthon, Purgatorius (pertengahan Paleocene) – plesiadapid yang sangat primitif. Bagi mata moderen tidak terlihat seperti primata sama sekali, hanya bermuka runcing, mamalia purba kecil dengan gigi-gigi primitif, dan dilengkapi cakar dan bukan kuku. Tetapi menunjukkan tanda-tanda pertama gigi seperti-primata; kehilangan satu gigi seri dan satu geraham depan, dan memiliki geraham yang relatif tumpul dan kotak.
- Cantius (awal Eocene) – Satu dari primata sejati yang pertama (atau “primata dengan aspek modern”), lebih maju dari plesiadapid (lebih sedikit gigi, garis di belakang mata, tangan dan kaki untuk menggenggam) dan mulai menunjukkan adaptasi pada pohon seperti lemur.
- Pelycodus & spesies yang serupa (awal Eocene) – primata primitif mirip-lemur.
Tarsier, lemur, dan monyet Dunia Baru tercabang di masa Eocene. Garis Dunia Lama berlanjut sebagai berikut:
- Amphipithecus, Pondaungia (akhir Eocene, Burma) – Primata Dunia Lama yang amat purba dan hanya diketahui melalui pecahan-pecahan. Otak lebih besar, hidung lebih pendek, mata lebih ke depan (pertengahan antara mata plesiadapid dan mata kera modern).
D. Cara
Manusia Bertahan Hidup
Sejak
zaman dahulu kala banyak orang selalu bertanya, “apa tujuan hidup kita?”, atau
dalam kata lain “buat apa kita hidup?”. Dari pertanyaan sederhana itu banyak
sekali jawabannya, mulai dari jawaban versi agama, versi philosophy atau versinya
sendiri-sendiri!. Tetapi bila kita mau memerhatikan mahluk lain, seperti burung
Onta, Tapir, Anoa, Badak Cula Satu, Komodo, Panda, Koala, Penguin, Beruang
Kutub ataupun satwa-satwa lainnya.
Sebenarnya
kita bisa menarik kesimpulan yang sangat sederhana!. “Mereka atau kita hidup
untuk bertahan hidup selama mungkin!” atau “Life is just about staying alive as
long as we can!”. ada 3 versi besar bagaimana caranya bertahan hidup yaitu:
A. Dengan sikap
dan kelakuan Baik (Protagonist).
B. Dengan sikap
dan kelakuan Buruk (Antagonist).
C. Dengan sikap
dan kelakuan Kombinasi Baik & Buruk (Neutralist).
A.1
Protagonist:
Dengan
sikap dan kelakuan Baik, hidup ini kita dedikasikan untuk selalu berpositive
thinking, optimis, jujur, berorientasi pada sisi kemanusiaan, hak asasi
manusia, peduli pada orang lain (care to others).
Peduli
pada lingkungan (care to our habitat), patuh pada hukum manusia atau hukum yang
disepakati bersama bila ada mahluk planet lain sudah ada juga bergabung dengan
kita di bumi atau bila kita tinggal di planet lainnya, memahami alam agar tidak
terjadi bencana alam dan mampu mencari solusinya, etika, moral, berkomunitas
baik, tidak merugikan atau memaksakan kehendak kita kepada orang atau mahluk
cerdas lainnya.
Tidak punya fikiran iri, dengki, tidak arogan, tidak cemburuan yang berlebih, rajin, mau belajar ilmu pengetahuan (science/ sains), punya keahlian tertentu sedikit atau banyak, bersikap menyenangkan dan tidak bersikap salah dan benar berdasarkan pola fikir agama, apapun agama kita!.
Tidak punya fikiran iri, dengki, tidak arogan, tidak cemburuan yang berlebih, rajin, mau belajar ilmu pengetahuan (science/ sains), punya keahlian tertentu sedikit atau banyak, bersikap menyenangkan dan tidak bersikap salah dan benar berdasarkan pola fikir agama, apapun agama kita!.
B.1 Antagonist:
Dengan
sikap dan kelakuan buruk, negative thinking, iri, dengki, bohong, pelanggar
hukum, munafik, merampok, mencuri, korupsi, menghilangkan data orang lain yang
memerlukan, malas, tidak mau belajar.
Mengaku hasil kerja orang lain sebagai hasil kerjanya, memfitnah, mencari kambing hitam pada hal-hal buruk yang kita lakukan.
Mengaku hasil kerja orang lain sebagai hasil kerjanya, memfitnah, mencari kambing hitam pada hal-hal buruk yang kita lakukan.
Menghancurkan
alam dan membuat berbagai macam polusi, pencemburu berat, tidak punya keahlian
apa-apa hingga yang bisa dilakukan cuma omong doang jadi keahliannya cuma
menjilat tapi mengaku, pintar dan cerdas.. Pokoknya segala hal yang merugikan
orang atau memaksakan ke hendak kita kepada orang lain secara legal
(mempermainkan hukum) maupun ilegal.
C.1
Neutralist:
Dengan
sikap dan kelakuan Kombinasi yang Baik dan Buruk (Netral/ Balance), ada kalanya
seorang penganut aliran cara bertahan hidup yang baik menjadi korban dari
penganut aliran cara hidup sikap dan kelakuan buruk.
Oleh
karena itulah, kita akhirnya dengan terpaksa melakukan teknik bertahan hidup
dengan sikap dan kelakuan buruk pula tetapi dengan tujuan untuk menjatuhkan hal
yang lebih buruk lagi yang akan terjadi yang dilakukan oleh orang lain.
Bolehkah?, tentu saja boleh, bertahan hidup sama seperti bermain catur saja!, siapa yang cerdas dan pandai untuk mengatasi berbagai masalah dengan berbagai kemampuan yang kita miliki dan berusaha sekuat mungkin menjadi pemenang maka dia berhak hidup!.
Tetapi semua ada konsekwensinya, baik merasa bersalah secara fikiran ataupun fisik, tetapi ada juga yang tidak merasa sakit secara fikiran maupun fisik, bila sudah gila tentunya?, belum tentu juga, bagaimana kalau sudah terbiasa?.
Bolehkah?, tentu saja boleh, bertahan hidup sama seperti bermain catur saja!, siapa yang cerdas dan pandai untuk mengatasi berbagai masalah dengan berbagai kemampuan yang kita miliki dan berusaha sekuat mungkin menjadi pemenang maka dia berhak hidup!.
Tetapi semua ada konsekwensinya, baik merasa bersalah secara fikiran ataupun fisik, tetapi ada juga yang tidak merasa sakit secara fikiran maupun fisik, bila sudah gila tentunya?, belum tentu juga, bagaimana kalau sudah terbiasa?.
Dan
ada kalanya juga seorang penganut Sikap dan kelakuan Buruk untuk bertahan hidup
menjadi berubah haluan menjadi aliran sikap dan kelakuan baik dalam bertahan
hidup, atau bahkan mengambil jalur menggabungkan keduanya.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sejak dahulu
kala manusia selalu mempertanyakan asal-usul kehidupan dan dirinya. Jawaban
sementara atas pertanyaan tersebut ada tiga altenatif, yaitu penciptaan,
transformasi, atau evolusi biologi.
Definisi
evolusi biologi bermacam-macam tergantung dari aspek biologi yang dikaji.
Beberapa definisi yang umum dijumpai di buku-buku biologi, antara lain: evolusi
pada makhluk hidup adalah perubahan-perubahan yang dialami makhluk hidup secara
perlahan-lahan dalam kurun waktu yang lama dan diturunkan, sehingga lama
kelamaan dapat terbentuk species baru: evolusi adalah perubahan frekuensi gen
pada populasi dari masa ke masa; dan evolusi adalah perubahan karakter adaptif
pada populasi dari masa ke masa. Evolusi telah mempersatukan semua cabang ilmu
biologi.
Idea tentang
terjadinya evolusi biologis sudah lama menjadi pemikiran manusia. Namun, di
antara berbagai teori evolusi yang pernah diusulkan, nampaknya teori evolusi
oleh Darwin yang paling dapat teori . Darwin (1858) mengajukan 2 teori pokok
yaitu spesies yang hidup sekarang berasal dari spesies yang hidup sebelumnya,
dan evolusi terjadi melalui seleksi alam. Perkembangan tentang teori evolusi
sangat menarik untuk diikuti. Darwin berpendapat bahwa berdasarkan pola evolusi
bersifat gradual, berdasarkan arah adaptasinya bersifat divergen dan
berdasarkan hasilnya sendiri selalu dimulai terbentuknya varian baru.
Dalam
perkembangannya teori evolusi Darwin mendapat tantangan (terutama dari golongan
agama, dan yang menganut paham teori penciptaan – Universal Creation), dukungan
dan pengkayaan-pengkayaan. Jadi, teori sendiri juga berevolusi sehingga teori
evolusi biologis yang sekarang kita kenal dengan label “Neo Darwinian” dan
“Modern Sintesis”, bukanlah murni seperti yang diusulkan oleh Darwin. Berbagai
istilah di bawah ini merupakan hasil pengkayaan yang mencerminkan pergulatan
pemikiran dan argumentasi ilmiah seputar teori evolusi: berdasarkan kecepatan
evolusi (evolusi quasi dan evolusi quantum); berdasarkan polanya (evolusi
gradual, evolusi punctual, dan evolusi saltasi) dan berdasarkan skala produknya
(evolusi makro dan evolusi mikro).
Kepustakaan
- ^ Groves, Colin (16 September 2005). Wilson, D. E., dan Reeder, D. M. (eds). ed. Mammal Species of the World (edisi ke-edisi ketiga). Johns Hopkins University Press. ISBN 0-801-88221-4.
- Jablonski, N.G. & Chaplin, G. "Evolusi pewarnaan kulit manusia." Catatan Teratur Evolusi Manusia 39 (2000) 57-106. (dalam bentuk pdf)
- Robins, A.H. Perspektif Biologis pada Pigmentasi Manusia. Cambridge: Cambridge University Press, 1991.
Al-Qur’an
dan Terjemahnya, Depag RI Dr. Rifaat Syauqi
Nawawi, MA., dkk., Metodologi Psikologi Islam, Pustaka Pelajar, Yogyakarta,
2000.
Bustanuddin Agus, al-Islam, PT. Raja Grafindo persada, Jakarta, 1993.
Hanna Djumhana Bastaman, Integrasi Psikologi dengan Islam, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1995.
Abdul Mujib, M.Ag, dan Yusuf Muzakir, M.Si., Nuansa-Nuansa Psikologi Islam, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2001.
Jamaluddin Kafie, Psikologi Dakwah, Offset Indah, Surabaya, 1993.avert.org/condom.htm
Bustanuddin Agus, al-Islam, PT. Raja Grafindo persada, Jakarta, 1993.
Hanna Djumhana Bastaman, Integrasi Psikologi dengan Islam, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1995.
Abdul Mujib, M.Ag, dan Yusuf Muzakir, M.Si., Nuansa-Nuansa Psikologi Islam, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2001.
Jamaluddin Kafie, Psikologi Dakwah, Offset Indah, Surabaya, 1993.avert.org/condom.htm
> t �*ls�� ��� al style='mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:.25in'>2. Pencemaran tanah melalui air
Air yang mengandung bahan pencemar
(polutan) akan mengubah susunan kimia tanah sehingga mengganggu jasad yang
hidup di dalam atau di permukaan tanah.
3. Pencemaran tanah melalui udara
Udara yang tercemar akan menurunkan
hujan yang mengandung bahan pencemar yang mengakibatkan tanah tercemar juga.
Bahan-bahan yang dapat mencemari tanah atau pestisida dapat
digolongkan
menurut tujuan penggunaannya, yaitu :
1. Insektisida ialah chat pembasmi
insekta atau serangga yang biasa mengganggu tanaman.
2. Pestisida ialah obat pembasmi hama tanaman.
3. Herbisida ialah obat pembasmi tanaman
yang tidak diharapkan tumbuh.
4. Fungisida ialah obat pembasmi jamur
yang tidak di harapkan tumbuh .
5. Rodentisida ialah obat pemusnah
binatang pengerat seperti tikus.
6. Akarisida ( Mitesida ) ialah pembunuh
kutu.
7. Algisida ialah pembunuh ganggang.
8. Avisida ialah pembunuh burung.
9. Bakterisida ialah pembunuh bakteri.
10.Larvisida ialah pembunuh ulat.
11.Moleksisida ialah pembunuh siput.
12.Nematisida ialah pembunuh nematoda.
13.Ovisida ialah perusak telur.
14.Pedukulisida ialah pembunuh tuma.
15.Piscisida ialah pembunuh ikan
16.Predisida ialah pembunuh predator (
pemangsa ).
17.Silvisida yaitu pembunuh pahon atau
pembersih pahon.
18.Termisida ialah pembunuh rayap atau
hewan yang suka melubangi kayu.
19.Atraktan ialah penarik serangga
melalui baunya.
20.Kemostrilan ialah pensterilan serangga
atau vertebrata.
21.Defoliant ialah penggugur daun untuk
memudahkan panen.
22.Desikan ialah pengering daun atau
bagian tanaman lainnya.
23.Desinpektan ialah pembasmi mikro
organisme
24.Repellan ialah penolak atau penghalau hama .
25.Sterilan ialah mensterilkan tanah dari
jasad renik atau biji gulma.
26.Surpaktan ialah untuk meratakan
pestisida pada permukaan daun .
27.Stimulan ialah zat yang dapat
mendorong pertumbuhan tetapi mematikan terjadinya buah.
Dari daftar di atas,
belum semua macam pestisida di sebutkan. Karena itu banyak sekali banyak sekali
bahan yang mengandung kimia dan membahayakan makhluk hidup, termasuk manusia.
Pestisida membantu manusia memberantas hama .
Disamping itu pestisida
mencemari tanah, air, dan udara kita. Jadi, pestisida amat membantu manusia
jikadipakai dalam jumlah yang tepat, dan dapat merugikan jika dipakai
berlebihan. Demikian juga pupuk yang amat berguna memberikan hara bagi tanaman,
jika diberikan berlebihan menjadikan racun bagi tanaman. Deterjen yang bersisa
tidak dapat terurai juga akan mencemari tanah. Zat-zat yang terdapat dalam
deterjen itu masuk ke dalam tanah dan meracuni tanah. Sampah padat yang
bertumpuk banyak yang tidak dapat teruraikan oleh makhluk pengurai dalam waktu
yang lama juga akan mencemari tanah juga.
B. Penanganan Pencemaran Tanah
Penanganan pestisida
sebagai pencemar tanah ialah dengan tidak menggunakannya. Cara ini merupakan
yang paling baik hasilnya, tetapi hama
tanah mengakibatkan hasil produksi menurun.
Cara yang dapat
ditempuh ialah :
1. pengaturan jenis
tanaman dan waktu tanam
2. Memilih varietas
tanaman yang tahan hama
3. Menggunakan musuh
alami untuk hama
4. Menggunakan horlmon
serangga
5. Pemandulan
(sterilisasi)
6. Memamfaatkan daya
tarik seks untuk serangga
Pada dasarnya cara-cara
yang ditempuh itu berlaku untuk bahan kimia,pupuk, atau deterjen. Kehati-hatian
pada pemakaian bahan-bahan ini perlu diperhatikan jangan sampai bahan-bahan itu
tececer, mengenai badan manusia, atau mencemarkan lingkungan.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Jelasnya bahwa pengertian lingkungan hidup itu sendiri adalah merupakan sebagai kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan mahkluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lain, dengan disertai pengelolaan lingkungan hidup sebagai upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan dan pengendalian lingkungan hidup. Dengan berkaitan terhadap ruang Lingkup Lingkungan Hidup yang terdiri dari Pendekatan Intrumental dan Pendekatan Alam
Jelasnya bahwa pengertian lingkungan hidup itu sendiri adalah merupakan sebagai kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan mahkluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lain, dengan disertai pengelolaan lingkungan hidup sebagai upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan dan pengendalian lingkungan hidup. Dengan berkaitan terhadap ruang Lingkup Lingkungan Hidup yang terdiri dari Pendekatan Intrumental dan Pendekatan Alam
DAFTAR PUSTAKA
Republik Indonesia, Undang-Undang No. 23 Tahun 1997.
Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah No.51 Tahun 1993.
Peraturan Pelaksanaan No. 51 Tahun 1993.
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 42 Tahun 1994 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Audit Lingkungan.
KEPMEN LH No. 54 Tahun 1995 tentang Pembentukan Komisi AMDAL Terpadu/Multisektor dan Regional.
KEPKA BAPEDAL No. 056 Tahun 1994 tentang Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting.
KEPMEN LH No. 55 Tahun 1995 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Regional.
KEPMEN LH No. 57 Tahun 1995 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Usaha atau Kegiatan Terpadu/Mulsektoral.
KEPMEN LH No. 39Tahun 1996 tentang Jenis Usaha atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.
PP. No. 51 Tahun 1994 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya.
PP. No. 12 Tahun 199 tentang Perubahan PP 19 Tahun 1994 tentang Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.
0 comments:
Post a Comment